Hi, @Andy_Alexander
Makin penuh anggota aja ni forum, sepertinya kedepannya saya mesti aga rajin posting guide2 ternak lebah yang lebih praktis ya? hehehehe
Wah latar belakangnya sama kaya w aja ni, oke w jawab dari atas kebawah deh
Kebun Jagung = Pollen
Kebun karet = Nektar
Secara umum, ini kombinasi yang sebenernya udah mantep bro, tapi ya harus dilihat juga berapa luas kebunnya dibandingin dengan jumlah koloni lebahnya klo bener mau skala ternak (bukan hobby). Gimana manajemen perkebunan jagungnya, apakah konvensial (menggunakan pupuk kimia, dan pestisida (baik sistemik, maupun yg semprot)? karena rata-rata masalah ternak lebah di perkebunan itu paling besarnya memang ini sih … trus sisanya paling hewan predatornya kaya capung, dan sejenisnya.
Dari jambi ya bro? hmnnn … saya saranin nanya nanya yang dari sumtra dlu ya bro, klo emang ga ada bru cari di peternak di pulau jawa. Disini saya mengaris bawahi pentingnya lebah yang sudah beradaptasi dengan lingkungan setempat, dibandingkan klo ambil dr tempat lain yang mesti nyesuaian diri dlu. Setau saya di sumtra sdr juga sudah ada.
Klo panen produk lebah itu relatif, yang w tulis di atas itu maksudnya “baiknnya begini”, tapi kan bisa disesuaikan dengan kondisi. Klo ditaruk trus bagusnya minta ampun, ya 3 bulan aja juga udah boleh panen. Disini yang penting adalah si koloni mesti udah mapan dan beradaptasi dengan lingkungna sekitar, baru kita bisa panen, pecah koloni, dan sebagainya. Ya kaya kita aja bro, jadi warga negara . . klo belum apa-apa, ngasilin duit aja terbatas, eh diisuru bayar pajak tinggi,kan bisa tambah sengsara.
Kayu apa aja sih pada dasarnya ga terlalu penting ya, klo bro suka searching di internet (luar), nanti bkl sering denger kayu pinus, atau yang paling terkenal sekarang cedar. Knp flow pake cedar krn kayu tersebut memang berkualitas, ringan, cukup kuat, dan keliatan bagus alias mahal, (+sedikit wangi), nah jadi pas banget ini buat kalangan hobbies yg cm mau ternak koloni dengan hitungan jari. Klo emang mau ternak, masalah kayu itu terserah peternaknya, yang penting bisa buat tinggal si lebah dan ga terlalu gampang rusak atau lapuk. Klo kena air hujan dikit aja tembus ya sebaiknya jangan digunakan. W juga bikin sendiri, nah desainnya kayunya spt PxLxT ikutin si flow, klo desainnya indonesia emang rada kecil, kurang terstandar.
Klo disengat 10.000an ekor ya mau orang tahan banting, limbad, kopral bagyo, john cena, bahkan chuck noris sekalipun sangat mungkin mati bro . . cuma klo disengat <100 ekor ya paling cuma bengkak dimana mana, tinggal istirahat beberapa hari ya sudah selesai. Nah cuma memang ada beberapa orang ya punya sensitifitas berlebihan sma racun lebah, disengat satu ekor aja bisa istirahat 3 hari atao lebih, sesak nafas, pusing, mual, dan sebagainya. pada orang seperti itu saya sangat menyarankan untuk tidak beternak lebah, beli aja produk lebah dari sumber terpecaya (sekalipun susah juga cari yang terpercaya )
Maka dari itu saya sangat menyarankan setiap orang yang mau mulai ternak, lebih baik mulai sedikit aja, sambil liat apakah dirinya punya alargi ato engga.
Ini w sendiri bingung juga jawabnya, tergantung setiap pribadi dalam menanggapinya.
Susah sendiri kan bukan berarti tidak mungkin, semuanya mungkin aja, tapi ya memang lebih susah dari pada orang barat. Mungkin saya kasih contoh begini, bisa ga kurma ditanam di Indonesia? bisa sih bisa, tapi ga sebagus di tempat aslinya. Bisa ga almond ditanam di Indo? bisa, tapi ga sebagus tempat aslinya. Nah ini tidak terlepas dari beragam faktor di lingkungan setempat.
Saya pribadi “berharap” klo lebah itu bisa kaya tanaman karet (Havea), yang di Indonesia (tempat introduce) tapi lebih bagus dari pada di tempat asalnya (brasil), semoga ga cuma harapan ato mimpi ya
Mari kita optimis seperti agan2 berikut:
@Ade @Candra
Ayo ditanya terus, makin tanya makin bagus . . saya lagi mau tulis buku panduan singkat . . jd klo makin ditanya, makin tau apa yg dibutuhin oleh pembaca